cuaca hari ini sangat panas apalagi saat siang hari seperti ini, dimana matahari sedang bersinar terik-teriknya diatas kepala. membuat seluruh anak sekolah menggerutu ketika tengah berada di lapangan pada jam olahraga.
seluruh siswa cenderung akan duduk diam dikelas ber-ac pada siang bolong seperti ini, namun sepertinya dua siswa yang tengah adu otot dan adu mulut di lapangan basket itu tidak merasakan hawa panas yang dimaksud seperti pada asumsi itu.
“anjing banget ya lo bawa-bawa nyokap gue di chat tadi. maksud lo apaan?” tanya langit marah.
di hadapan langit, naren malah terkekeh pelan. “gue cuman ngomongin fakta, kalo lo emang anak yang gak becus buat jaga orang tua. buktinya nyokap lo ninggalin lo kan.”
bugh
“anjing lo!”
saat naren akan membalas pukulan langit, bintang yang berlari dari arah lobby membuat naren buru-buru menjatuhkan dirinya sendiri hingga tersungkur.
bintang yang sudah dekat langsung berjongkok membantu naren untuk berdiri.
“naren astaga, *you okay?”
“*i'm okay.”
bintang menatap langit kecewa bercampur marah.
“langit *what are you doing? lo gila ya?”
“bukan gue bi, gue gak dorong dia.”
“tapi gue liat naren jatoh, terus pipi dia juga lebam karena lo tonjok kan? lo tuh kenapa sih jahat banget jadi orang!”
“bi gue nggak—”
“*i hate you!”
bintang melihat langit dengan tatapan bengis. ia kemudian membantu naren untuk berdiri dan membawanya ke ruang UKS untuk diobati.
langit mengepalkan tangannya ketika melihat naren yang sempat tersenyum miring padanya. ia berjalan meninggalkan lapangan sekolah, namun rigel dan ryan yang baru saja datang menahannya.
“lo gak boleh gegabah lang.”
“lepasin tangan gue.”
“bang, lo jangan emosi. tenang bang, gue bakalan jelasin ke kak bintang yang sebenernya.”
“GUE BILANG LEPASIN YA BANGSAT!”
maka dengan berat hati ryan dan rigel membiarkan langit berjalan ke arah parkiran untuk membawa motor hitamnya keluar dari pelataran sekolah.