Delicious food.
bxb—jayhoon au, cw// kissing, adult scene 18+, isinya omongan jorok.
Bandung, 03 Februari 2023. 19.30 pm.
Kota Bandung merupakan sebuah kota yang di gadang-gadang memiliki sejuta keindahan serta keunikan alam yang membuat orang dari luar daerah mengunjunginya, kota yang terkenal dengan sebutan kota kembang ini ternyata memang memiliki penduduk yang rata-rata seperti kembang.
Indah parasnya, indah tutur katanya, sopan nan santun, hingga membuat siapa saja terpana. Sama halnya dengan pria manis yang baru menginjak usianya yang ke dua puluh dua tahun desember kemarin.
Nayaka Morozova namanya.
Pria yang memiliki paras cantik nan juga tampan, digandrungi oleh banyak wanita serta pria dari mulai ABG hingga pria mapan berstatus direktur atau berpenghasilan jutaan hingga milyaran seperti pacarnya, Raditya Arkana.
Lelaki bersurai hitam legam dengan pakaian santai rumahan, serta celana pendek sepaha itu tengah terkekeh geli setelah dirinya mengirim foto badannya yang sebenarnya diambil sebulan lalu ketika mencoba beberapa pakaian khusus dinas yang dibelikan oleh pacarnya tempo hari.
Mungkin pacarnya itu lupa dengan model apa saja yang ia check out pada keranjang aplikasi belanja online di smartphone miliknya, sehingga tidak sadar bahwa itu foto bulan kemarin yang bahkan pernah Nayaka kirim padanya.
“Padahal dia yang beli, dia yang lupa modelnya gimana.” ujar Nayaka kemudian tertawa semakin kencang.
Tawa Nayaka semakin terdengar jelas ketika pacarnya itu mengirimkan rentetan bubble yang mengatakan bahwa dirinya akan langsung pulang karena pancingan fotonya ternyata berhasil, dirinya yang masih mengunyah apel merah segar kini mulai berdiri dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sekali lagi.
Sekitar dua puluh menit akhirnya Nayaka keluar dari kamar mandi dengan pakaian kurang bahan yang biasa disebut dengan lingering. Nayaka memilih untuk memakai ini saja karena ia sudah lumayan bosan dengan pakaian yang lainnya.
Lingering yang ia pakai berwarna merah maroon, sangat kontras dengan kulitnya yang seputih susu. Lingering itu ia balut sengan baju tidur berbentuk dress panjang yang biasa ia pakai untuk luaran, semerbak aroma vanilla serta mawar memenuhi kamar milik keduanya.
Nayaka duduk didepan meja rias untuk memoles wajahnya agar terlihat sempurna, bagaimanapun malam ini ia ingin membuat pacar sekaligus calon masa depannya itu bahagia serta merasa puas. Polesan terakhir yang diberikan pada bibir chery-nya menjadi tanda bahwa ini adalah tahap terakhir dari persiapan dirinya. Lip Balm perisa strawberry menjadi pilihan ketika Nayaka menuntaskan merias dirinya.
Ketika dirinya baru saja akan pergi ke luar kamar. Telinganya tangkap bunyi pin yang sedang ditekan dengan terburu-buru, dirinya terkekeh kembali dan melangkah ke arah pintu masuk bertepatan dengan pintunya yang terbuka.
“Halo, sayang....” sapanya manis, buat bulu kuduk yang lebih tua meremang.
“Sayang, you're so fucking beautifull.”
“Thank You Mr. Arkan.”
Arkan melangkah maju dan hendak memeluk Nayaka yang langsung beringsut mundur. Membuat cebikan bibir pada yang lebih tua, bersedih.
“Ayy....I want to hug, kiss you!”
Nayaka menggerakan jari telunjuknya seolah memberi isyarat 'No, no, no' pada anak kecil yang akan mencuri satu buah nugget kesukaannya. “Enggak Aa! Aa mandi dulu, sementara itu i will prepare your dinner, special dinner. Five rounds!” ujar Nayaka diakhiri dengan kedipan mata.
“Oke, Aa mandi sekarang! tapi awas aja kalo kamu kabur ya.”
“Aku mau nyiapin makanan kamu, kok kabur.” balas Nayaka.
Arkana yang nafsunya sudah di ujung langsung saja melesat pergi ke dalam kamar untuk membersihkan diri sesuai apa yang diperintahkan oleh si cantiknya.
Melihat kelakuan pacarnya, Nayaka tidak bisa menahan gelora dirinya untuk tertawa kencang. Sampai-sampai ia dibuat meneteskan air mata.
“Aa nih, nafsunya gede banget ya. Kalo misalkan aku nikah sama dia, seharian digempur kayaknya.” ujar Nayaka bermonolog.
Arkana yang sudah selesai dengan agenda membersihkan diri langsung keluar dengan dada telanjang serta celana boxer kesayangannya.
“Mau makan sekarang, Aa?”
Arkana yang masih fokus dengan memilah dan memilih baju yang akan ia pakai langsung putarkan kepalanya ke arah belakang, lihat si cantik yang bersuara. Dengan kedua matanya sendiri, Arkan bisa lihat tubuh molek milik Nayaka yang terpampang sangat jelas dibakut oleh lingering berwarna merah maroon, sungguh sangat cantik.
Nayaka terkekeh dan menepuk bagian samping kasur yang ia duduki mengajak pacarnya untuk bergabung bersamanya. Di tangan Nayaka sepiring makanan untuk ia berikan pada Arkan, kedua mata Arkan masih tidak lepas dari Nayaka yang kini tengah tersenyum manis.
“Aa makan dulu, udah lewat jam makan malam soalnya. Mau Naya suapin?”
Tidak ada jawaban, sampai tiba-tiba saja Arkan mengangkat tubuh Nayaka dan ia dudukan di atas pangkuannya.
“Astaga Aa! untung makanannya enggak tumpah!”
“Maaf sayang, suapin makannya. Kamu masak apa aja itu?”
“Ada capcay sama ayam goreng. Mau makan sekarang?” tanya Nayaka dan mendapat anggukan dari Arkan.
Sepuluh menit Nayaka bertugas menjadi babysitter pacarnya sendiri, menyuapi bayi besarnya itu dengan telaten. Namun, pada suapan terakhir sepertinya Arkan sengaja membuat tubuh Nayaka bergerak maju-mundur sehingga kejantanan mereka terus bergesekan.
“Mhm.....Aa, sesuap lagi abis itu boleh makan aku. Jangan A—ahk sekarang!”
Arkan terkekeh kemudian mencium pipi yang lebih muda, “Okay!” final Arkan. Nayaka pergi menuju dapur, sedangkan Arkan pergi untuk menggosok giginya lagi.
Nayaka dan Arkan kini sudah berada pada ranjang yang sama, keduanya masih sama-sama menyelami tatapan masing-masing. Arkan yang sudah tidak kuat langsung menarik tubuh Nayaka agar lebih mendekat padanya.
“Aku mau kamu!” bisiknya sensual pada telinga milik Nayaka, buat pertahanan dirinya runtuh.
Arkan dengan lembut lumat bibir merah Nayaka, awalnya berikan kecupan-kecupan, lalu lumatan-lumatan yang buat Nayaka merasa sedang terbang di atas awan. Buat gejolak sexualnya meningkat, ia balikan posisinya untuk menunggangi pacarnya yang ternyata memilih untuk bangun dan duduk.
“Mhm...Akh—Aahh....”
“Mau pake light mode aja sayang?” goda Arkan sambil terus mencium telinga Nayaka—titik lemahnya.
“Akh...ahh. Jangan goda aku mulu ah!”
“Kan suka Light mode katanya, biar aa nyalain lampunya ya. Sambil ngesex-nya.”
“Gamau ah aa, malu entar keliatan semuanya!”
“Ya biarin aja, kan aa juga udah tahu semuanya.”
Nayaka menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu menggeleng ribut, “Matiin aa ih lampunya!”
“Nanti enggak keliatan apa-apa.”
“PAKE LAMPU TIDUR AA! UDAH AH AKU MALES, GAJADI NIH SANGENYA!”
“Eyy, bibirnya minta dicium itu. Sunga-sange mulu!”
“Yes, daddy. Please, cium sampe nangis. Mau!”
“Astaga...” Arkan kembali meraup bibir chery itu hingga kembali bengkak. Tinggalkan desahan nikmat yang lolos dari mulut cantiknya.
Arkan usap-usap pungung yang lebih muda, perlahan membuka tali sebesar spagettie yang melilit di badan si cantik. Arkan akan tanggalkan seluruh pakaian yang melekat pada tubuh pacarnya, ia ingin lihat tubuh bugil milik pacarnya.
“Fucking beautifull, baby.” Arkan tak kuasa menahan nafsu, ia lepas pagutan pada bibir si cantik dan beralih pada dada pink milik kesayangannya. Ia pilin, jilat, hisap dan lumat hingga yang lebih muda teriakan namanya dalam desahan sensual.
“Aah—Aa....Ahh..Mmmph...”
“You're so delicious, baby...”
Arkan balikan kembali posisinya, ia rebahkan Nayaka yang kini sudah lemah dan lemas karena cumbuannya. Ia arahkan tangannya untuk buka kain terakhir yang melekat di badan yang lebih muda, hingga kejantanan milik cantiknya sudah menegang sempurna.
Dengan gerakan yang terburu-buru Arkan lepas celana boxer kebanggaannya hingga tampilkan kejantanan yang sama tegangnya dengan milik si cantik. Buat Nayaka secara tidak sadar teguk ludahnya sendiri.
“Aa, kok makin gede?”
“Gara-gara kamu manjain terus.” ucap Arkan, kemudian dirinya bawa yang lebih muda pada ciuman panas lagi.
“Aa, Ngh...ahh masukin aku cepethh—Nghh. Aa jangan dijilat ah—”
Arkan jilati lubang kenikmatan yang akan ia bobol lagi pada malam ini, berikan pelumas alami untuk cantiknya agar tidak kesakitan. Ia berikan kecupan pada kejantanan Nayaka hingga undang desahan keras untuk namanya.
“Ahhhh—aa cium aku ahh....mau...”
“Mau apa cinta?”
“Masukin...m-mau masukin Aa—hhh...”
Bagaimana Arkan bisa menolak permintaan pacarnya yang sudah gemakan namanya dalam desahan indah itu, maka dengan perlahan ia lumuri kejantanannya itu dengan pelumas, dengan terburu ia arahkan kejantanannya pada lubang berkedut milik Nayaka.
“AHH—AKH AA, ENAK!”
Nayaka gerakan pinggulnya tidak sabaran ketika ia rasa Arkan masih diam dan bermaksud untuk membuatnya terbiasa, namun Nayaka lebih mementingkan kenikmatan daripada rasa sakit dan ngilunya.
Arkan terkekeh ketika Nayaka yang dibawahnya kesusahan untuk gerakan pinggulnya, “Mau di atas, sayang?”
“M-mau Aa, Akh...cepet...”
“As you wish, sayang.”
Maka dalam sekejap saja Nayaka sudah berubah posisi dan menunggangi Arkan, dirinya menatap Arkan tepat di bawahnya. Bibirnya ia gigit ketika belum mendapat aba-aba untuk bergerak dari Arkan.
“Aa....” rengeknya.
“Go!”
Maka dengan nafsu yang sudah di ubun-ubun, Nayaka goyangkan pinggulnya untuk maju dan mundur dengan tempo yang terbilang sangat cepat. Buat Arkan kewalahan karena nikmatnya, ia pilin nipple pink milik Nayaka hingga yang lebih muda lengkungkan tubuhnya sambil tumbuh prostatnya sendiri dengan kejantanan Arkan.
“Ahh—AA ENAK AKH! AA MAU...MAU KELUAR AAAAH....” putihnya keluar.
Nayaka melemas dan langsung memeluk Arkan yang terkekeh, manis sekali pacarnya ini. Ia balikan tubuh yang lebih muda untuk tertidur di bantal yang empuk. Matanya menatap Nayaka yang masih menikmati putihnya, Arkan menggoyangkan pinggulnya pelan untuk mengerjai yang lebih muda.
“Aa..Ahh...Akh...Hmmngh....”
“Masih kuat enggak sayang?”
Nayaka mengangguk, “Aa belum keluar, terusin aja.”
Arkan raih remot control yang ada du nakas miliknya untuk membuka tirai yang menghalangi cermin besar yang ada dikamarnya. Saat tirai itu terbuka, Nayaka langsung bisa melihat pantulan dirinya yang menyamping serta kejantanan Arkan yang masih bertaut dengan lubang miliknya.
Kedua pipinya memerah ketika Arkan munculkan kepalanya dari balik pundak yang lebih muda, berikan kecupan kupu-kupu sebagai tanda bahwa ia akan memulai kembali.
Arkan goyangkan pinggungnya hingga menghentak, buat Nayaka seolah melayang tinggi, buat kedua matanya merem-melek menikmati. Wajahnya kembali memerah ketika ia lihat bagaimana keluar masuknya kejantanan Arkan pada lubangnya.
“Ahh....ENAK AA, MORE!”
“Gini, hm?” Arkan hentakkan kejantanannya hingga masuk lebih dalam, buat jeritan kenikmatan itu mengalun indah.
“Aa—”
“Hm...?”
“Akh...Ah....I'm tasty?”
“Yeah...Nghh—hah....You're so tasty!”
“Cium aku!”
Tiga puluh menit Arkan hampir mencapai putihnya, sementara Nayaka sudah keluar sebanyak tiga kali. Arkan memeluk Nayaka ketika dirasa putihnya hampir keluar, buat persenggamaan keduanya semakin dalam hingga desahan serta bunyi kecipak basah memenuhi ruangan.
“AAHK—AHHH AA MAU KELUAR!”
“BARENG SAYANG!”
“AAAA....AA AKH, AAAHHHH—”
“Ahhh—”
Arkan dan Nayaka hembuskan nafasnya lega ketika nikmatnya menjadi nyata. Arkan tatap pantulan dirinya dan juga pacarnya, terkekeh ketika lihat Nayaka menutup matanya karena lelah.
“Udah aja ya? Aa enggak tega liat kamu kecapean gini.” ujar Arkan melepaskan tautan dirinya dan juga Nayaka, buat sang pacar langsung berbalik terkejut.
“Aa, baru dua ronde!”
Arkan yang berjalan ke arah tempat dirinya menyimpan minum hanya terkekeh. Ia menuangkan air putih pada gelasnya dan juga gelas Nayaka, takut jika pacarnya degidrasi karena ini sudah satu jam mereka melakukan sex.
“Kamunya capek Naya sayang, minum dulu.” dan langsung diterima oleh Nayaka.
Setelah dirasa cukup mengisi dahaga, Arkan hendak pergi ke kamar mandi untuk bersihkan diri. Namun, Nayaka memanggilnya dengan nada sensual.
“Aa, lihat aku!”
Nayaka kini sedang berbaring dengan melebarkan kakinya, membuat lubang yang berisikan sperma Arkan yang masih mengalir jelas terlihat. Kemudian Nayaka merubah posisinya menjadi menungging, menggoyangkan pantatnya hingga buat kejantanan Arkan berdiri tegak kembali.
“Sayang....”
“Tiga ronde lagi, Aa...ya..”
Arkan bersumpah Nayaka-nya dalam mode seperti ini sangat amat cantik, seratus kali lebih cantik dengan Nayaka yang baik dan penurut serta polos. Arkan mendekat ke arah Nayaka dan menggedongnya untuk ia bawa ke kamar mandi.
“Aku hukum kamu sambil mandi.”
“Tiga ronde lagi ya?” kekeuh Nayaka.
“Sampe kamu nangis minta berhenti.”
“Kalo gitu aku gamau berhenti!”
“Nakal!”
“AKH—AHH...AA JANGAN DIGIGIT PUTINGNYA!”
written by ©vivi.