#Namanya Jenan Karius Lakhsan. a jayhoon au.
—
Pukul tiga dini hari jenan putuskan untuk menyambangi kediaman megah milik sang kakek, James Lakhsan. Dengan penuh tekad dan kepercayaan diri jenan terus langkahkan kakinya untuk memasuki kawasan rumah megah dengan keamanan ketat milik kakeknya.
Saat dirinya masuk, sekitar sepuluh penjaga sewaan kakeknya menyambut dengan tundukan kepala pada cucu tuan mereka, tanpa tahu jika jenan akan lakukan hal yang pasti buat nyawanya terancam.
“Kakek...” jenan panggil pria berumur delapan puluh tahunan itu untuk berbalik dan menatapnya.
Asap rokok mengepul ketika sang kakek berbalik dan tersenyum padanya. Ruangan luas dengan banyak patung itu tampak lebih tertata ketika terakhir kali jenan melihatnya. Ruangan yang menjadi saksi bisu bagaimana dirinya selalu di siksa hingga mengeluarkan darah, ruangan dimana dirinya selalu mendapat perintah, ruangan dimana sang kakek selalu terduduk dengan berkas perusahaan milik nyonya Rosabella.
“Untuk apa kamu datang ke ruangan saya? apakah kamu ingin berlutut kepada saya agar sena sena yang kamu cintai itu tidak saya habisi?”
Jenan tatap wajah pria tua itu dengan tatapan sengit, jemarinya terkepal kuat ketika di rasa sang kakek semakin keterlaluan.
“Jangan sakiti sena! dia tidak tahu apa-apa mengenai dendam anda pada nyonya Rosabella, jadi saya mohon untuk berhenti saat ini juga.”
James tertawa terbahak ketika melihat sang cucu yang mulai so pahlawan. Dirinya bertepuk tangan dan mulai berjalan tertatih ke arah Jenan berdiri, menampar pipi kanan Jenan hingga berbunyi nyaring.
Plak.
“Keparat sialan! kamu pikir saya akan melepaskan cucu dari pengkhianat itu begitu saja? bagaimanapun dia juga menikmati harta hasil dari rampasan Rosabella. Jadi dia pantas untuk di siksa.”
“Jenan mohon kek, kalo kakek mau hukum orang. Hukum Jenan aja, jangan sena. Jenan tahu kakek sangat sayang kepada nyonya Rosabella, makannya kakek sebegininya. Kakek cuman kecewa, dan kakek gak terlanjur nanya ke nyonya Rosabella kenapa dia bertindak seperti itu. Jenan—”
Plak.
“Jangan berlaga seperti orang so pintar Karius! Bella itu pengkhianat, dia merampas habis semua saham dan perusahaan milik saya.”
“Terserah, tapi yang Jenan tau. Kakek sangat mencintai nyonya Rosabella.”